Nama :
Lolita Sari
Kelas : 3.B
Univ PGRI Palembang
Univ PGRI Palembang
Menurut padangan
saya film ini dibuat dari sudut pandang nasionalisme,kenapa demikian? Karena
dilihat dari film nya saja sudah kelihatan.baik dari segi perjalanan politik,
kerusuhan masyarakat khususnya mahasiswa – mahasiswi yang ada di Indonesia ini.
Disini sebenarnya tidak ada yang salah dan tidak ada juga yang benar. Baik pemerintah
ataupun mahasiswanya, kejadian 1998 atau tragedi 98 ini menggambarkan
patriotisme mahasiswa. Seperti kita ketahui pada tahun 1998, bangsa Indonesia
mengalami sebuah krisis moneter yang menyebabkan meningkatnya
inflasi dan pengangguran, menciptakan penderitaan dimana – mana, ketidakpuasan
terhadap pemerintah yang lamban dan merajalelenya korupsi. Menyebabkan
.kemuakan masyarakat akan situasi yang sulit
dan tatanan pemerintah yang itu – itu saja serta kejenuhan sehingga momentum
besar itu meledak.
Pembuatan film tragedy 98 ini
mempunyai tujuan nasionalisme, dimana tujuan nasiaonalisme ini bertujuan untuk
pembebasan rakyat atau masyarakat dari kesengsaraan dan kemelautan bangsa ini
khususnya bangsa Indonesia,bangsa yang kita cintai ini. Didalam film 98 si
pembuat ingin
menyampaikan suatu pesan yaitu bahwa kita sebagai penerus bangsa, baik itu yang
bergerak dalam pemerintahan ataupun dalam bidang lain nya hendaknya bersikap
adil, jujur jangan menyelesaikan suatu permasalahan dgn jalan yang salah selagi
itu masih bias dimusyawarahkan lebih baik diselesaikan dengan cara baik – baik. Kalau
saya boleh jujur, ketika saya menonton tragedy 98 ini hati saya sangat sedih,
pilu, terharu serta miris melihatnya. Saya sedih melihat betapa kacaunya bangsa
kita pada saat itu, banyak berjatuhan korban luka – luka serta tak banyak pula
yang kehilangan nyawa demi memperjuangkan
suatu perubahan, meninggalkan luka yang mendalam
terhadap keluarga dan kerabat yang ditinggalkan. Saya tidak bisa membayangkan
jika saya hidup diantara mereka pada saat itu, apa yang akan terjadi pada saya
apakah saya akan masih hidup sampai saat ini, ataukah saya akan menjadi salah
satu dari korban keanarkisan pada saat itu. Miris sekali hati ini ketika
menonton film ini, saya tidak bisa membayangkan
andai kata peristiwa itu terjadi lagi sekarang ataupun dimasa yang akan mendatang,apa yang akan terjadi pada kita
semua. Semoga tidak akan terulang lagi kejadian seperti pada masa itu pada kita
semua.
Jika saya hidup
di tahun 1998 itu, andai kata saya sebagai mahasiswa saya tidak akan mengikuti
aksi demonstrasi dan bertindak anarkis lebih baik saya menuntut ilmu
sebaik - baiknya, mewujudkan cita – cita
dan membuat bangga orang tua dan bangsa
saya dengan prestasi yang saya dapat. Jika saya menjadi seorang abdi masyarakat
( polisi atau tentara ), saya akan menertibkan para mahasiswa yang berdemo dan
saya juga akan mencari tahu serta menangkap siapa yang menjadi provokasi
kerusuhan tersebut. Andai kata saya sebagai orang yang duduk di pemerintahan,
mungkin saya akan mempertimbangkan aspirasi rakyat, mencari jalan keluar yang
baik tanpa harus ada kerusuhan, selagi pendapat rakyat itu masih ada jalan nya dan baik untuk semua kenapa tidak. Dan jika
saya sebagai seorang guru sejarah maka saya akan menceritakan bagaimana sejarah
negara khususnya negara kita Indonesia,
saya akan memberikan pendidikan dan pengajaran kepada generasi penerus bangsa
melalui lembaga – lembaga pendidikan yang ada baik itu disekolah ataupun
pendidikan informal .saya juga akan menanamkan rasa kebangsaan atau rasa
nasionalisme kepada anak didik saya.
Film
ini sangat menarik karena sipembuat menampilkan atau menunjukan sebuah film
dokementer murni,dimana mulai dari awal cerita sampai akhir cerita semua asli diambil
pada saat kejadian berlangsung.film ini juga memberikan sebuah gambaran dan
motivasi kepada si penonton agar kedepannya kita bisa menjadi yang lebih baik
lagi. Tergantung dari kita semua mau mengambil sisi yang positif ataupun sisi
yang negatifnya dari film ini. Ayo sebagai generus penerus, kita harus
melanjutkan perjuangan mereka dengan cara melakukan hal yang positif. Buat bangsa dan negaramu bangga .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar